Remaja Gayamsari IV Kel.Gemah Kec. Pedurungan, berkeliling kampung menabuh drum dan barang bekas, untuk membangunkan orang sahur

dailyvideo

Bibit Tolak Pindahkan Bandara

SEMARANG-Keinginan DPRD Jateng memindah Bandara Ahmad Yani Semarang ditolak mentah-mentah oleh Gubernur Bibit Waluyo. Menurut Bibit, pemindahan Bandara Ahmad Yani tidak realistis, karena terbatasnya anggaran.
Penolakan Gubernur Bibit dikatakan di depan jajarannya usai melantik pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Jateng di Gradhika Bhakti Praja, Kamis (2/8) kemarin.
Menurut Bibit, langkah pengembangan bandara lebih baik dilakukan, daripada memindah ke tempat lain. Sebab dananya jauh lebih besar. "Saya itu dipaido lagi (saya disalahkan lagi). Gawe bandara sak cumplek wae ra dadi-dadi kok arep pindah keluar Semarang, duite sopo (buat bandara kecil saja nggak jadi-jadi, kok mau dipindah ke luar kota. Uangnya siapa) ?" ujarnya.
Menurut Bibit, proses pemindahan bandara butuh lahan paling tidak 100 hektare. Padahal proses pembebasan tanahnya saja tak mudah. "Proses pembebasannya bisa bertahun-tahun tidak rampung," ungkapnya.
Langkah tersebut, lanjutnya, juga butuh dana lebih besar. Padahal, saat ini saja, pihaknya masih terkendala dana untuk pembangunan terminal baru bandara.
Dia balik mengkritik usulan DPRD Jateng yang tidak realistis. "Beli sepeda motor saja tidak bisa kok bercita-cita beli sedan," tandasnya.
Menurutnya, pengembangan bandara di Semarang jauh lebih terjangkau dengan dana yang ada. Dia mempersilahkan dewan memberikan komentar. Namun, untuk saat ini, dia tetap berpendapat akan memperjuangkan pengembangan bandara.
Pemindahan bandara, lanjutnya, hanya mungkin dilakukan jika Jateng sudah punya cukup dana. "Kalau nanti kita lebih sejahtera, tidak masalah. Tapi untuk saat ini malah jadi kendala."
Dia menambahkan, investasi untuk pemindahan bandara yang tinggi, belum tentu sebanding dengan prospek yang diharapkan. Sebab, posisi geografis Jateng kurang menguntungkan dibanding Jakarta atau Jatim.
"Jatim punya letak geografis yang menguntungkan, karena punya akses ke luar Jawa. Sementara di sini bandara ada di Semarang, Solo, dan Jogja."
Bibit juga membenarkan telah memanggil GM PT Angkasa Pura I beberapa hari lalu. Namun pihak pengelola bandara tersebut menyatakan cost (anggaran) pengembangan bandara terlalu tinggi dibanding kembalinya investasi.
"Ini sudah nggak sama pemikirannya. Seharusnya kalau untuk pelayanan publik jangan memikirkan untung rugi."
Bibit tetap menyampaikan tekadnya untuk mengegolkan pencairan anggaran untuk pengembangan bandara dari APBN. Setelah gagal bertemu Selasa lalu, dia menyatakan tetap akan bertemu Wapres Boediono. "Tidak dijadwalkan, nanti kita akan dipanggil minggu depan atau setelah Lebaran," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, fraksi di Gedung Berlian mengklaim sepakat untuk memindah Bandara Ahmad Yani. Dua kota penyangga jadi alternatif lokasi, yaitu Demak atau Kendal.
Jika tak segera dipindah, 25 tahun mendatang, Pemprov Jateng akan jauh tertinggal dengan provinsi lain di Indonesia.
Menurut anggota komisi B, Istajib, jika bandara Ahmad Yani dianggap masih laik untuk jangka waktu 25 tahun ke depan, sama artinya Jateng dibiarkan tertinggal jauh dengan provinsi lain di Jawa, bahkan luar Jawa.
Istajib meminta anggaran yang ada untuk pengembangan bandara, lebih baik dialihkan penggunaannya sebagai anggaran awal untuk memindah bandara.
"Bandara Ahmad Yani yang ada saat ini cukup direnovasi dengan biaya yang tidak usah terlalu besar. Dana Rp 400 miliar, lebih baik dipersiapkan untuk memindah bandara. Setidak-tidaknya dana tersebut bisa digunakan untuk perencanaan dan pembebasan tanah." ungkapnya. (ric/isk)

sumber : radar semarang

Posted by ThoLe on 06.58. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for �Bibit Tolak Pindahkan Bandara�

Leave comment

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery