Warga Semarang punya gaya berbelanja yang benar-benar baru. Mereka melakukan aksi borong kebutuhan Lebaran jelang tengah malam. Tak percaya? Tengok saja yang terjadi di Paragon, Jumat-Sabtu (3-4/9) malam lalu. Mal baru dan termegah itu seakan berguncang oleh desakan ratusan ribu pengunjung.
UNTUK memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1431 H, Mal Paragon Semarang menggelar Midnight Shopping alias belanja tengah malam, selama dua hari, Jumat-Sabtu (3-4/9) lalu.
Promotion Manager Paragon Dian Widiyanti menjelaskan, hampir semua tenant, sekitar 120 tenant yang ada di mal ini memperpanjang jam layanan hingga pukul 00.00, dari biasanya yang tutup gerai pada pukul 21.00.
“Seluruh tenant memberikan sale dan diskon menarik hingga 20%-70% untuk produk-produk tertentu,” ujarnya. Bagi pembeli dengan jumlah transaksi tertinggi, juga disediakan 10 hadiah menarik setiap harinya.
Selama buka di dua hari perhelatan “ujicoba” ini, menurut Dian, setidaknya target raihan jumlah pengunjung 100 ribu per hari, atau 200-250 ribu selama dua hari pelaksanaan, terlampaui. Warga Semarang dan sekitarnya tampak begitu antusias menyambut gelaran yang mengusung nuansa lifestyle baru ini.
“Target terlampaui, berarti program ini berhasil. Ini membuat kami optimistis untuk menjadikan program ini sebagai regular event ke depannya nanti. Sehingga Kota Semarang benar-benar memiliki tempat untuk ber-midnight shopping yang bisa menjadi kebanggaan warga masyarakat,” terangnya. “Inilah bukti dukungan kami terhadap program Waktunya Semarang Setara yang dicanangkan Walikota Soemarmo HS,” jelasnya.
Program belanja tengah malam setidaknya dapat menjadi tren baru di tengah gaya hidup masyarakat, khususnya dalam hal belanja. Division Manager Hypermart Mal Paragon Sugiyono mengungkapkan, selama bulan puasa kali ini terjadi peningkatan penjualan hingga 25% dibandingkan kondisi normal. Peningkatan terjadi pada produk makanan dan pakaian.
Begitu pun dengan Matahari Paragon, yang juga menyuguhkan program menarik bagi pengunjung, yakni potongan harga hingga 70%. Tak hanya itu, Matahari memberikan hadiah bagi pembeli dengan jumlah nominal paling banyak. Asisten Manager Matahari Mal Paragon Nur Naningsih mengatakan, target kenaikan jumlah penunjung hingga 100.000-200.000 dibanding hari biasa yang hanya 50.000-60.000 selama midnight shopping, pun terpenuhi dalam dua hari gelaran.
Lonjakan pengunjung ini terjadi, tentu lantaran sepanjang Midnight Shopping digelar, pengunjung juga diseguhi dengan midnigt entertain yang menghibur. Ada Shopping Rally; Fashion Show Arabic and Ethnic Nite oleh Susana Modelling School, Ferry Bajoekoe, dan Matahari Department Store; serta aksi Upik and the Band dan games interaktif yang bergerak dari lantai ke lantai.
Tak hanya itu, pengunjung juga senantiasa diiming-imingi dengan kehadiran sejumlah brand baru, di antaranya Celebrity Fitness, Urban Icon, Everbest, Toko Gunung Agung, Hoka Hoka Bento, Century, Kopy Luwak, Bee’s, ATM BNI, ATM Danamon, ATM Permata, ATM Mega, dan masih banyak lagi. (dnr)
sumber harian semarang
PENGAWASAN pada makanan, baik yang terbungkus maupun tidak harus dilakukan secara tegas. Seperti jelang Lebaran kali ini, banyak makanan tidak layak konsumsi dan berpengaruh buruk terhadap kesehatan konsumen beredar luas di pasaran. Hal ini hanya karena ulah sejumlah oknum yang menginginkan untung lebih pada momen hari raya.
Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Semarang Ngargono menuturkan, pengawasan terhadap produk-produk makanan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat harus diperketat. Pengawasan yang efektif, ungkapnya, antara lain bisa dilakukan jika konsumen juga bersedia melindungi dirinya sendiri dengan selektif terhadap produk-produk yang akan dikonsumsi. Sehingga konsumen perlu memahami ciri-ciri produk yang sudah terdaftar dan aman untuk dikonsumsi ataupun tidak.
“Hal ini juga perlu dibarengi dengan pengawasan dari pihak terkait. Bagi konsumen, jika ada produk dengan harga jauh lebih murah hendaknya perlu mewaspadai tentang keamanan produk itu,” tandas Ngargono.
Aparat penegak hokum, menurut Ngargono, juga harus bertindak tegas pada pemilik serta pengedar produk obat dan makanan yang tidak memiliki izin edar serta tidak sesuai dengan peraturan. “Penyitaan dan pemusnahan barang bukti memang harus tetap dilakukan dan ditingkatkan melalui kerjasama dengan berbagai pihak.
Pada UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen disebutkan bahwa barangsiapa pelaku usaha melanggar kaidah persyaratan makanan dan minuman, maka diancam pidana maksimal lima tahun penjara dan denda sebesar Rp 2 miliar. “Kalau ini diterapkan, dimungkinkan bisa memberikan efek jera,” jelas Ngargono.
Terkait dengan kesehatan dan keamanan produk dalam parsel, Ngargono berharap adanya regulasi khusus bagi pembuat parsel. “Regulasi tersebut bisa menyangkut pencantuman identitas pembuat parsel yang diterakan pada pembungkus/kemasannya. Hal ini sebagai bentuk tanggungjawab atas keamanan dan kesehatan dari isi bingkisan tersebut, sehingga memang benar-benar berkualitas,” ujarnya.
Jika pembuat parsel mencantumkan nama, alamat, dan nomor telepon, tentu kualitas barang akan lebih terjaga. Selain itu, dengan alamat tersebut, ada pihak yang bertanggungjawab jika ada barang dalam bingkisan yang bermasalah. (puji)
sumber : harian semarang
BANYAK orang tak cermat terhadap makanan-minuman (mamin) atau jajanan yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Padahal, tak jarang orang membeli mamin yang mengandung zat berbahaya, yang bisa menyebabkan penyakit mematikan seperti kanker.
Ada empat zat berbahaya yang seringkali dicampur pada mamin maupun bahan pembuatnya. Keempat zat tersebut, di antaranya mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Sebenarnya penggunaan zat tersebut bukan sebagai penambah rasa makanan, melainkan berperan sebagai pengawet ataupun memperindah tampilan saja. Berikut keempat zat berbahaya dan efeknya bagi tubuh manusia.
1. Pewarna Kuning Metanil (Methanil Yellow)
Kuning Metanil adalah zat warna sintesis berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk padat atau serbuk yang digunakan untuk pewarna tekstil dan cat yang dilarang digunakan sebagai pewarna pangan.
Jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata, dan tertelan sangat membahayakan. Bisa menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan, gangguan pada mata, dan penyebab kanker pada kandung dan saluran kemih. Jika tertelan, menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak, dan tekanan darah rendah.
Ciri pangan dengan pewarna kuning metanil, biasanya berwarna kuning mencolok dan cenderung berpendar. Kerap menimbulkan titik-titik warna karena tidak homogen, misalnya pada kerupuk, mi, serta penganan/jajanan berwarna kuning. Zat ini banyak pula digunakan sebagai pewarna pada tahu.
2. Pewarna Rhodamine B
Rhodamine B merupakan pewarna sintesis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas, berbentuk serbuk kristal merah keunguan, dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Zat ini juga dilarang digunakan untuk makanan, berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata, dan tertelan.
“Zat ini sangat berbahaya bagi tubuh. Memang tidak terasa langsung sih. Tapi dalam jangka waktu cukup lama, zat pewarna yang menetap dalam tubuh ini sangat bisa menggerogoti tubuh manusia. Padahal, rata-rata konsumen dari makanan dan minuman yang mengandung Rhodamine B rata-rata anak-anak. Sehingga setelah dewasa, baru efeknya dapat terasa oleh tubuh,” tutur Agra Wahyu, staf Farmasi Makanan Minuman dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Akibat yang ditimbulkan bisa iritasi pada saluran pernapasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan, dan bahaya kanker hati. Jika tertelan, selain menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, menjadikan air seni berwarna merah atau merah muda. Penyalahgunaan Rhodamine B untuk pewarna pangan telah banyak ditemukan pada panganan seperti kerupuk, terasi, dan beberapa jajanan yang berwarna merah. Selain itu, zat ini juga banyak terdapat pada makanan ringan, kembang gula, sirup, manisan, dawet, bubur, ikan asap, dan cendol.
3. Formalin
Formalin adalah larutan tidak berwarna namun baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambah metanol hingga 15% sebagai pengawet. Barang ini biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan untuk peralatan rumahsakit serta untuk pengawet mayat. Formalin dilarang keras digunakan untuk pengawet makanan.
Bahaya formalin jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan, bisa menyebabkan luka bakar, iritasi pada saluran pernapasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Gejala yang ditimbulkan jika formalin tertelan, maka mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan terjadi perdarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar, hingga koma. Selain itu, juga bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
Beberapa makanan yang ditemukan mengandung formalin sebagai pengawet di antaranya mi basah, tahu, bakso, ayam, ikan, serta beberapa hasil laut lainnya.
Ciri-ciri mi basah berformalin, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat Celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius). Tidak lengket dan lebih mengilap dibandingkan mi normal. Bau formalin juga agak menyengat.
Ciri-ciri tahu berformalin, tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar 25 derajat Celsius dan bisa tahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius). Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat, bau agak menyengat.
Ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin, tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25 derajat Celcius). Warna insang merah tua, tidak cemerlang, bukan merah segar, dan warna daging ikan putih bersih, berbau formalin agak menyengat.
Ciri-ciri ikan asin berformalin, tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu 25 derajat Celcius. Bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di area berlalat.
Ciri-ciri bakso berformalin, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25 derajat Celcius, teksturnya sangat kenyal, dan bau formalin agak menyengat.
Ciri-ciri ayam berformalin, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25 derajat Celcius, teksturnya kencang, dan tercium bau formalin.
4. Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu tekanan normal. Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik.
Bahan berbahaya ini haram digunakan untuk makanan. Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit, dan tertelan, bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan, iritasi kulit, iritasi mata, dan kerusakan ginjal. Jika boraks 5-10 gram tertelan oleh anak-anak, bisa menyebabkan shock dan kematian.
Efek akut dari boraks bisa menyebabkan badan berasa tidak enak, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas, perdarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam, dan sakit kepala. Penyalahgunaan boraks untuk makanan telah ditemukan pada mi basah, bakso, kerupuk, dan jajanan lainnya.
Ciri-ciri mi basah mengandung boraks, teksturnya kenyal, lebih mengilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus. Ciri-ciri bakso mengandung boraks, teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging, namun lebih cenderung keputihan. Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks, teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seperti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir. Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks, teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir. (lissa)
Lebaran bukan hanya soal sukacita. Lebaran juga berarti waspada. Hampir setiap tahun, masalah makanan kadaluwarsa maupun makanan yang mengandung zat-zat berbahaya selalu mengemuka, tepatnya jelang hari raya. Begitu pun yang terjadi jelang Hari Raya Idul Fitri 1431 H kali ini. Bagaimana kita mesti mengantisipasinya, agar kita aman dan nyaman merayakan Lebaran?
SETIAP Lebaran tiba, berbagai jenis produksi makanan beredar. Beragam jenis makanan kering maupun basah ditawarkan di pusat-pusat perbelanjaan, baik di pasar modern maupun pasar tradisional.
Tak sedikit orang menjadikan makanan kering sebagai bingkisan di hari Lebaran, begitu pun dengan makanan basah yang selalu menjadi hidangan bersama di hari nan fitri.
Maka, sungguh ironis jika racun atau zat-zat berbahaya bersemayam di dalam tubuh kita gara-gara “salah” mengonsumsi makanan-makanan itu. Pasalnya, makanan yang kita beli dan kita yakini bersih, sehat, juga halal itu, ternyata membawa efek buruk bagi tubuh kita di kemudian hari.
Ya, siapa sangka, jika makanan-makanan itu sudah tercemari ulah manusia tak bertanggungjawab. Mereka mereguk keuntungan tanpa memedulikan kesehatan konsumennya. Untuk itu perlu bagi kita mewaspadai, menyusul banyaknya temuan makanan yang sudah kadarluwarsa maupun makanan yang mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh, belakangan ini.
Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dan instansi terkait, tak kurang-kurang melakukan razia ke berbagai pusat perbelanjaan, baik di pasar modern maupun tradisional. Hasilnya, tak sedikit ditemukan makanan yang tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa maupun makanan yang sudah kadaluwarsa. Termasuk pula temuan makanan-makanan yang mengandung zat berbahaya seperti zat pewarna tekstil atau Rhodamine B, maupun formalin yang dikenal sebagai bahan pengawet mayat.
Zat berbahaya ini banyak ditemui pada makanan macam kerupuk, terasi, sagu kering, klanting, serta makanan ringan, kembang gula, sirup, manisan, bubur, ikan asap, dawet, dan cendol.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Rusdiana menuturkan, Rhodamin B yang tedapat dalam makanan sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata, apalagi tertelan.
“Akibat yang ditimbulkan dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan, dan bahaya kanker hati. Apalagi jika zat berbahaya ini sudah berada dalam tubuh terlalu lama dan tampa disadari manusia,” ujarnya.
Ironisnya, lanjut Rusdiana, belum semua lapisan masyarakat bersikap waspada dan paham akan bahaya makanan kadaluwarsa yang berbahaya ini. “Melihat efeknya terhadap kesehatan, cukup berbahaya. Ada baiknya warga metropolis lebih cermat lagi dalam mengenali makanan dan minuman (mamin) yang tidak layak untuk dikonsumsi,” pesannya.
Langkah Antisipasi
Razia yang digelar oleh tim gabungan ini dilakukan sebagai langkah mengantisipasi makanan mengandung zat berbahaya yang beredar di masyarakat. “Dari razia yang dilakukan memang terdapat makanan mengandung zat berbahaya, seperti halnya Rhodamin B dan formalin. Ini yang harus kita waspadai betul, karena zat ini sangat berbahaya,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Balai POM Kota Semarang Supriyanto Utomo bahwa BPOM bersama Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang juga menemukan kandungan formalin di dalam mi basah dalam razia makanan berbahaya di sepanjang Jalan Pahlawan, Semarang, baru-baru ini.
”Kami menemukan kandungan formalin pada mi basah. Padahal sebelum memasuki bulan puasa, produsen mi sudah dipastikan untuk tidak menggunakan formalin dalam pembuatan mi basah,” ujarnya.
Menurut Supriyanto, mi yang mengandung formalin itu mudah dikenali, yaitu tekstur keras dan beraroma khas formalin jika dilembekkan dengan tangan. Oleh karena itu, dia mengimbau agar masyarakat mewaspadai bahaya formalin, karena dapat menyebabkan iritasi, menyerang ginjal, dan kanker liver.
“Kalau bisa masyarakat mengganti penggunaan mi basah itu dengan mi telor. Mi basah sangat berisiko mengandung formalin, sehingga diharapkan masyarakat menggantinya dengan mi telor yang lebih aman,” tuturnya.
Dalam standar yang ditetapkan oleh BPOM, jelas ditetapkan bahwa makanan yang kadaluwarsa tidak boleh diperdagangkan. Bahkan makanan, minuman, dan obat -obatan yang dijual bebas, wajib mencantumkan tanggal kadaluwarsa.
“Hal ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari bahaya ketika mengonsumsi makanan maupun obat-obatan. Peredaran makanan, jelas menjadi tanggungjawab produsen, distributor, dan penjual. Mereka mestinya wajib mematuhi aturan, dan tidak mencari keuntungan dengan menjual makanan yang membahayakan kesehatan manusia,” tegasnya. (lissa febrina/puji utami)
sumber harian semarang
BAMBANG Iss, salah seorang pengamat musik Kota Semarang terlihat sedikit gusar saat menyampaikan materi pada Seminar Perkembangan Musik di Jawa Tengah gelaran Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Minggu (5/9) lalu. Seminar mengusung tema “Mewujudkan Potensi Musisi Jawa Tengah Go On.”
Dunia musik saat ini, menurut Bambang, bagaikan jagad misteri. Karena kuping pendengar musik Indonesia sudah tidak jelas lagi membedakan karya musik yang bermutu atau tidak.
Bahkan, lebih jauh Bambang mengungkapkan bahwa beberapa tahun terakhir ini iklim dunia musik Indonesia semakin tidak ketahuan juntrungnya. Hampir semua lagu yang diputar setiap hari memiliki tema seragam. Samasekali tidak ada inovasi dan eksplorasi dalam aransemen, lirik, irama, ataupun tema.
“Termasuk juga orang-orang yang ngaku-ngaku sebagai produser, keberadaan mereka semakin memperburuk keadaan. Para produser itu hanya bisnisman yang memiliki modal kapital tanpa memiliki sedikit pun wawasan musik,” ujar Bambang.
Bambang juga mengkritik pedas para pengelola stasiun televisi (swasta) yang menurutnya turut andil merusak musik Indonesia dengan menayangkan program musik setiap hari yang berisikan barisan musisi yang membawakan lagu-lagu tak bermutu.
Menurutnya, bagi para musisi muda yang memang ingin berkiprah di ranah seni musik, akan lebih baik jika memilih jalur indie, karena lebih terjaga dan terpercaya dari sisi kualitas bermusik. Meski nantinya berisiko tidak akan dikenal di luaran sana.
Selain membahas seputar perkembangan musik, seminar yang dihelat di Gedung PWI Jateng, Jalan Trilomba Juang, Mugas, Semarang ini juga diisi dengan pelatihan seni mencipta lagu secara praktis oleh Jalis Adiluhung dan juga seni mencipta syair lagu yang disampaikan oleh Ketua Komite Musik DKJT Bambang Suprayogi.
Sebelumnya, pengamat musik Heru Emka menjadi pembicara pertama. Di acara yang dirangkai dengan buka puasa bersama ini, Heru membedah tentang kekuatan lirik di dalam musik lewat materi bertajuk Pamor Abadi Tembang Balada. (hery)
sumber : harian semarang
DI mana-mana, dosa pasti berujung petaka. Tapi dalam film garapan sutradara Dicky Yudhasoka, dosa bisa jadi kenangan indah. Ya, Dosa yang Terindah, film tergres yang siap digarapnya.
Kisah tentang persahabatan yang kental dengan drama percintaan berbalut pertikaian, memang lagi in di ranah perfilman Indonesia. Tapi ini bukan alasan bagi Dicky untuk meraup “untung.” Bukan pula meniru drama lain untuk mengangkat namanya. Dosa yang Terindah-nya merupakan cerita nyata dari kisah teman baiknya.
Drama dimulai dari kisah persahabatan Ricky (Andirano Philip) dan Dion (Marcell Siahaan), yang akrab sedari SMA. Meski sekilas tampak tidak cocok --Ricky yang suka seenaknya sendiri, dan Dion yang suka mengalah– tapi mereka tetap kompak. Bahkan dalam urusan cewek.
Konflik mulai mencuat ketika Ricky, yang doyan teler, akan menikahi Ranty (Nophie Yudha’s). Tapi sayang, kelakuannya yang hobi main cewek, membuat pernikahan itu batal, lantaran Elsa (Permatasari Harahap) yang tengah hamil datang dan mengungkap siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Meski bengal, Ricky tetap punya tanggungjawab. Elsa dipilih untuk menggantikan Ranty sebagai istrinya. Sebaliknya Ranty menerima lamaran Dion.
Keresahan menggelayuti Ricky, karena Ranty-lah cinta sejatinya. Rasa penyesalan menari-nari menghantui perasaannya. Untuk menghilangkan rasa frustasinya, Ranty yang juga cinta mati pada Ricky, memilih pergi untuk sementara.
Tak lama setelah kejadian itu, Dion mengalami kecelakaan parah. Dia harus berbaring di ranjang sepanjang hari. Dalam kelumpuhannya, Dion meminta Ricky untuk mencari Ranty dan menikahinya. Tapi dengan syarat, kalau sudah sembuh, Ricky harus mengembalikan Ranty ke pelukannya.
Ricky pun setuju. Dia mulai mencari Ranty. Setelah ketemu, Ricky menepati janjinya. Pernikahan pun digelar. Tapi, ada yang mengganjal di benak Ricky. Meski sangat mencintai Ranty, dia tidak mau “menyentuh”-nya, mengingat Ranty sudah jadi milik Dion.
Saling Cocok
Seperti dalam kisah filmnya, bintang utama film ini, Nophie Yudha’s dan Andriano Philip pun mengaku sudah saling cocok. Jadi tidak terlalu sulit bagi mereka untuk main bareng. Andirano yang akrab disapa Nano, mengaku tak terlalu sulit memerankan Ricky yang Bengal, meski ini diakui sebagai karakter baru baginya.
“Soalnya saya sudah dekat sama Mas Dicky. Jadi sudah tahu selera peran seperti apa yang diinginkannya,” ujar Nano yang pernah membintangi film besutan Dicky, Bunga Pinus.
Begitu pun dengan Nophie. Dia malah sudah memerankan empat garapan Dicky, seperti Miracle, Fantasi Anak-anak (FTV), Satu Cinta Dua Jawaban (FTV), dan Saat Cinta Memerah. “Kalau main sama Nano sih, baru kali ini. Tapi nggak tahu kenapa, rasanya sudah cocok. Kita sama-sama merasa sudah dapet chemistry-nya. Jadi nggak ada kesulitan untuk menghayatinya,” cetusnya.
Seputar Semarang
Film yang diproduksi di bawah bendera Wira Pictures ini mengambil lokasi syuting sepenuhnya di seputar Semarang. Selain karena kisah aslinya di Kota Lunpia, Dicky mengaku tertantang untuk “menaklukkan” Semarang sebagai setting. Ya, Ibukota Jawa Tengah ini memang jadi momok para produser film, lantaran tidak sedikit garapan mereka yang gagal dibuat di sini.
Meski begitu, Dicky sengaja tidak menggunakan Bahasa Jawa untuk memperkuat karakteristik Semarangan. “Kita tetap menggunakan Bahasa Indonesia,” ujar sutradara asli Pekalongan ini.
Lebih dari itu, beberapa adegan juga diakui Dicky bakal cukup menantang. “Ada salah satu adegan bunuh diri dari atas kapal yang sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Itu adegan yang sangat sulit, pasti menantang dan dramatis,” ungkap Dicky.
Penggarapan Dosa yang Terindah akan dimulai usai Lebaran, 20 September mendatang. Rencananya, film ber-tagline “Cinta Kedua dari Orang Ketiga” yang skenarionya digarap sendiri oleh Dicky, berdasar true story, bakal diikutkan dalam Festival Film Indonesia, November mendatang. (ajie/dnr)
HARI Raya Idul Fitri merupakan hari istimewa bagi Arzetti Bilbina. Hari ini, model sekaligus presenter cantik ini siap memboyong keluarganya untuk pergi mudik ke kampung halamannya di Yogyakarta.
Jelang hari raya merupakan hari wajib mudik bagi keluarga Arzetti dan suaminya, Didiet. Tiap tahun, model tinggi langsing ini selalu bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman.
Tahun ini, Arzetti akan pulang ke kampung halaman suaminya di Yogyakarta. “Mau nggak mau pulang, karena keluarga besar ada di kampung. Keluarga kita kebanyakan di daerah. Kita berangkat besok (hari in –red) naik pesawat. Di Yogya bakal sepuluh hari,” kata Arzetti di Citywalk, Sudirman, Jakarta, kemarin.
Mudik bukan sekadar kewajiban bagi model asal Sumatera Barat ini. Lebih dari itu, dia juga mengajarkan pada ketiga buah hatinya tentang makna pergi mudik.
“Sekalian pengin ngajarin anak-anak juga bahwa mereka punya asal-usul, sejarah, dan punya keluarga di kampung. Pada saat Lebaran mereka semua berkumpul, rasanya lebih nikmat. Kumpul-kumpul di rumah eyang. Nggak macet kayak di Jakarta,” tuturnya.
Arzetti dan sang suami sudah mengantisipasi untuk meninggalkan rumahnya agar aman dari perampokan. “Insya Allah ini sudah jadi ritual, jadi sudah banyak belajar. Jadi ninggalin rumah aman-aman saja,” ujar wanita berambut ikal ini. (dnr)
sumber : harian semarang