“Dosa yang Terindah” Dibuat di Semarang
DI mana-mana, dosa pasti berujung petaka. Tapi dalam film garapan sutradara Dicky Yudhasoka, dosa bisa jadi kenangan indah. Ya, Dosa yang Terindah, film tergres yang siap digarapnya.
Kisah tentang persahabatan yang kental dengan drama percintaan berbalut pertikaian, memang lagi in di ranah perfilman Indonesia. Tapi ini bukan alasan bagi Dicky untuk meraup “untung.” Bukan pula meniru drama lain untuk mengangkat namanya. Dosa yang Terindah-nya merupakan cerita nyata dari kisah teman baiknya.
Drama dimulai dari kisah persahabatan Ricky (Andirano Philip) dan Dion (Marcell Siahaan), yang akrab sedari SMA. Meski sekilas tampak tidak cocok --Ricky yang suka seenaknya sendiri, dan Dion yang suka mengalah– tapi mereka tetap kompak. Bahkan dalam urusan cewek.
Konflik mulai mencuat ketika Ricky, yang doyan teler, akan menikahi Ranty (Nophie Yudha’s). Tapi sayang, kelakuannya yang hobi main cewek, membuat pernikahan itu batal, lantaran Elsa (Permatasari Harahap) yang tengah hamil datang dan mengungkap siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Meski bengal, Ricky tetap punya tanggungjawab. Elsa dipilih untuk menggantikan Ranty sebagai istrinya. Sebaliknya Ranty menerima lamaran Dion.
Keresahan menggelayuti Ricky, karena Ranty-lah cinta sejatinya. Rasa penyesalan menari-nari menghantui perasaannya. Untuk menghilangkan rasa frustasinya, Ranty yang juga cinta mati pada Ricky, memilih pergi untuk sementara.
Tak lama setelah kejadian itu, Dion mengalami kecelakaan parah. Dia harus berbaring di ranjang sepanjang hari. Dalam kelumpuhannya, Dion meminta Ricky untuk mencari Ranty dan menikahinya. Tapi dengan syarat, kalau sudah sembuh, Ricky harus mengembalikan Ranty ke pelukannya.
Ricky pun setuju. Dia mulai mencari Ranty. Setelah ketemu, Ricky menepati janjinya. Pernikahan pun digelar. Tapi, ada yang mengganjal di benak Ricky. Meski sangat mencintai Ranty, dia tidak mau “menyentuh”-nya, mengingat Ranty sudah jadi milik Dion.
Saling Cocok
Seperti dalam kisah filmnya, bintang utama film ini, Nophie Yudha’s dan Andriano Philip pun mengaku sudah saling cocok. Jadi tidak terlalu sulit bagi mereka untuk main bareng. Andirano yang akrab disapa Nano, mengaku tak terlalu sulit memerankan Ricky yang Bengal, meski ini diakui sebagai karakter baru baginya.
“Soalnya saya sudah dekat sama Mas Dicky. Jadi sudah tahu selera peran seperti apa yang diinginkannya,” ujar Nano yang pernah membintangi film besutan Dicky, Bunga Pinus.
Begitu pun dengan Nophie. Dia malah sudah memerankan empat garapan Dicky, seperti Miracle, Fantasi Anak-anak (FTV), Satu Cinta Dua Jawaban (FTV), dan Saat Cinta Memerah. “Kalau main sama Nano sih, baru kali ini. Tapi nggak tahu kenapa, rasanya sudah cocok. Kita sama-sama merasa sudah dapet chemistry-nya. Jadi nggak ada kesulitan untuk menghayatinya,” cetusnya.
Seputar Semarang
Film yang diproduksi di bawah bendera Wira Pictures ini mengambil lokasi syuting sepenuhnya di seputar Semarang. Selain karena kisah aslinya di Kota Lunpia, Dicky mengaku tertantang untuk “menaklukkan” Semarang sebagai setting. Ya, Ibukota Jawa Tengah ini memang jadi momok para produser film, lantaran tidak sedikit garapan mereka yang gagal dibuat di sini.
Meski begitu, Dicky sengaja tidak menggunakan Bahasa Jawa untuk memperkuat karakteristik Semarangan. “Kita tetap menggunakan Bahasa Indonesia,” ujar sutradara asli Pekalongan ini.
Lebih dari itu, beberapa adegan juga diakui Dicky bakal cukup menantang. “Ada salah satu adegan bunuh diri dari atas kapal yang sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Itu adegan yang sangat sulit, pasti menantang dan dramatis,” ungkap Dicky.
Penggarapan Dosa yang Terindah akan dimulai usai Lebaran, 20 September mendatang. Rencananya, film ber-tagline “Cinta Kedua dari Orang Ketiga” yang skenarionya digarap sendiri oleh Dicky, berdasar true story, bakal diikutkan dalam Festival Film Indonesia, November mendatang. (ajie/dnr)