Remaja Gayamsari IV Kel.Gemah Kec. Pedurungan, berkeliling kampung menabuh drum dan barang bekas, untuk membangunkan orang sahur

dailyvideo

Perlu Penataan Ulang Dugderan di Pasar Johar

TRADISI dugderan menyambut Bulan Suci Ramadhan pada tahun ini diadakan di dua tempat yakni di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dan Pasar Johar Semarang. Berbeda dugderan pada tahun sebelumnya yang dipusatkan di sekitar MAJT. Saat ini ratusan pedagang dugderan telah menempati lokasi dugderan di sepanjang Jalan Kyai Haji Agus Salim, Jalan Pedamaran dan Jalan Pemuda.
Sebagian besar pedagang dugderan memilih berjualan di sekitar Pasar Johar karena lebih ramai pengunjungnya dibandingkan di MAJT. Sejak dibuka Minggu (1/8), para pedagang telah menempati lokasi dan mulai berjualan di tenda masing-masing. Acara ini dimulai selama sepuluh hari menjelang 1 Ramadan tiba.
Ekonomi masyarakat sekitar pun menggeliat. Pasalnya, transaksi jual beli antara pedagang dugderan dan pengunjung cukup signifikan. Berbagai wahana permainan anak yang menambah semarak dugderan, juga banyak dipilih pengunjung. Cukup dengan membayar tiket Rp 5.000 per orang, mereka sudah bisa menikmati permainan tersebut
Nampaknya, pedagang lebih antusias apabila ditempatkan di Pasar Johar karena dugderan awalnya memang berada di sekitar Masjid Kauman di Pasar Johar. Sayangnya, pedagang yang tidak mendapatkan tempat, nekat menggelar dagangan dengan cara menempatkan terpal seenaknya di sisi Jalan Pedamaran sehingga menambah sesak lalu lintas dan menyebabkan kemacetan.
Padahal sejumlah kendaraan seperti motor banyak melintas. Saat ini penataan jenis produk yang dijual masih belum tertata apik sehingga terpencar-pencar. Begitu pula dengan wahana permainan yang menyebar di tiga titik sehingga memakan banyak badan jalan. Hal itu semakin menambah kemacetan jalan raya terutama di depan kantor Pos Besar, terutama pada siang hari atau jam-jam padat.
Meskipun petugas satlantas telah memasang gason penghalang agar kendaraan yang dari arah Imam Bonjol tidak memutar di depan Kantor Pos Besar, ternyata tidak berpengaruh. Bahkan, kemacetan pun semakin bertambah parah dengan banyaknya angkutan kota yang berhenti atau ngetem, mulai dari Jembatan Berok hingga depan Kantor Pos Besar.
Tumpahnya pedagang ke tengah jalan sehingga menyisakan satu lajur untuk lalu lintas kendaraan bermotor dan mobil ditengarai menjadi penyebab kemacetan. Apalagi belum ada petugas baik dari Satlantas maupun dari Dishub yang mengatur lalu lintas di sekitar lokasi dugderan.
Untuk masalah ini, seharusnya Dinas Pasar Kota Semarang bisa menempatkan personil untuk kelancaran lalu lintas serta melakukan penataan ulang. Seperti penempatan pedagang, memberikan daerah zonasi atau penempatan jenis barang yang serupa dan menjaga kebersihan.
Pemasukan
Salah seorang pedagang dugderan, Purnomo mengatakan, rata-rata setiap hari memperoleh pemasukan sebesar Rp 200.000 hingga Rp 300.000. Pemasukan bertambah saat ramai pengunjung seperti pada Sabtu malam dan hari Minggu "Di hari-hari biasa saya hanya mendapatkan Rp 100.000-Rp 150.000," ungkapnya.
Dia menjelaskan berbagai produk gerabah itu yang dijualnya harganya bervariasi, mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 20.000.  Untuk harga celengan mulai dari Rp 15.000.
Nasib berbeda justru dialami para pemilik toko di Pasar Johar yang justru mengalami kerugian. Yuni, salah seorang pemilik toko mengakui adanya dugderan di Pasar Johar membuat omzet pemasukannya menjadi turun hingga 50 persen.
Dibandingkan tahun sebelumnya saat dugderan masih diadakan di MAJT, pemasukannya bisa naik. "Sebab,  saat itu dugderan buka hingga malam hari, sementara toko pada sore hari sudah tutup," ujarnya.
Selain berjualan barang pecah belah berupa mangkuk, celengan dan guci serta mainan anak, pedagang juga menjual pakaian dan sandal. Dengan kata lain, produk yang dijual itu sama dengan barang yang dijual pemilik toko di Pasar Johar. Bahkan, pengunjung yang membeli barang di pedagang dugderan bisa menawar harga, sedangkan di toko setiap barang telah dilabeli dengan harga pas.
(Yulianto/CN26)

sumber : www.suaramerdeka.com

Posted by ThoLe on 06.27. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for �Perlu Penataan Ulang Dugderan di Pasar Johar�

Leave comment

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery