Remaja Gayamsari IV Kel.Gemah Kec. Pedurungan, berkeliling kampung menabuh drum dan barang bekas, untuk membangunkan orang sahur

dailyvideo

Zat Berbahaya dalam Makanan dan Efeknya

BANYAK orang tak cermat terhadap makanan-minuman (mamin) atau jajanan yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Padahal, tak jarang orang membeli mamin yang mengandung zat berbahaya, yang bisa menyebabkan penyakit mematikan seperti kanker.
Ada empat zat berbahaya yang seringkali dicampur pada mamin maupun bahan pembuatnya. Keempat zat tersebut, di antaranya mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Sebenarnya penggunaan zat tersebut bukan sebagai penambah rasa makanan, melainkan berperan sebagai pengawet ataupun memperindah tampilan saja. Berikut keempat zat berbahaya dan efeknya bagi tubuh manusia.

1. Pewarna Kuning Metanil (Methanil Yellow)
Kuning Metanil adalah zat warna sintesis berwarna kuning kecokelatan dan berbentuk padat atau serbuk yang digunakan untuk pewarna tekstil dan cat yang dilarang digunakan sebagai pewarna pangan.
Jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata, dan tertelan sangat membahayakan. Bisa menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan, gangguan pada mata, dan penyebab kanker pada kandung dan saluran kemih. Jika tertelan, menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak, dan tekanan darah rendah.
Ciri pangan dengan pewarna kuning metanil, biasanya berwarna kuning mencolok dan cenderung berpendar. Kerap menimbulkan titik-titik warna karena tidak homogen, misalnya pada kerupuk, mi, serta penganan/jajanan berwarna kuning. Zat ini banyak pula digunakan sebagai pewarna pada tahu.

2. Pewarna Rhodamine B
Rhodamine B merupakan pewarna sintesis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas, berbentuk serbuk kristal merah keunguan, dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Zat ini juga dilarang digunakan untuk makanan, berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata, dan tertelan.
“Zat ini sangat berbahaya bagi tubuh. Memang tidak terasa langsung sih. Tapi dalam jangka waktu cukup lama, zat pewarna yang menetap dalam tubuh ini sangat bisa menggerogoti tubuh manusia. Padahal, rata-rata konsumen dari makanan dan minuman yang mengandung Rhodamine B rata-rata anak-anak. Sehingga setelah dewasa, baru efeknya dapat terasa oleh tubuh,” tutur Agra Wahyu, staf Farmasi Makanan Minuman dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Akibat yang ditimbulkan bisa iritasi pada saluran pernapasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan, dan bahaya kanker hati. Jika tertelan, selain menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, menjadikan air seni berwarna merah atau merah muda. Penyalahgunaan Rhodamine B untuk pewarna pangan telah banyak ditemukan pada panganan seperti kerupuk, terasi, dan beberapa jajanan yang berwarna merah. Selain itu, zat ini juga banyak terdapat pada makanan ringan, kembang gula, sirup, manisan, dawet, bubur, ikan asap, dan cendol.

3. Formalin
Formalin adalah larutan tidak berwarna namun baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambah metanol hingga 15% sebagai pengawet. Barang ini biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan untuk peralatan rumahsakit serta untuk pengawet mayat. Formalin dilarang keras digunakan untuk pengawet makanan.
Bahaya formalin jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan, bisa menyebabkan luka bakar, iritasi pada saluran pernapasan, reaksi alergi, dan bahaya kanker pada manusia, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Gejala yang ditimbulkan jika formalin tertelan, maka mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare, kemungkinan terjadi perdarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar, hingga koma. Selain itu, juga bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
Beberapa makanan yang ditemukan mengandung formalin sebagai pengawet di antaranya mi basah, tahu, bakso, ayam, ikan, serta beberapa hasil laut lainnya.
Ciri-ciri mi basah berformalin, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat Celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius). Tidak lengket dan lebih mengilap dibandingkan mi normal. Bau formalin juga agak menyengat.
Ciri-ciri tahu berformalin, tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar 25 derajat Celsius dan bisa tahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius). Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat, bau agak menyengat.
Ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin, tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25 derajat Celcius). Warna insang merah tua, tidak cemerlang, bukan merah segar, dan warna daging ikan putih bersih, berbau formalin agak menyengat.
Ciri-ciri ikan asin berformalin, tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu 25 derajat Celcius. Bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di area berlalat.
Ciri-ciri bakso berformalin, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25 derajat Celcius, teksturnya sangat kenyal, dan bau formalin agak menyengat.
Ciri-ciri ayam berformalin, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25 derajat Celcius, teksturnya kencang, dan tercium bau formalin.

4. Boraks
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu tekanan normal. Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik.
Bahan berbahaya ini haram digunakan untuk makanan. Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit, dan tertelan, bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan, iritasi kulit, iritasi mata, dan kerusakan ginjal. Jika boraks 5-10 gram tertelan oleh anak-anak, bisa menyebabkan shock dan kematian.
Efek akut dari boraks bisa menyebabkan badan berasa tidak enak, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas, perdarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam, dan sakit kepala. Penyalahgunaan boraks untuk makanan telah ditemukan pada mi basah, bakso, kerupuk, dan jajanan lainnya.
Ciri-ciri mi basah mengandung boraks, teksturnya kenyal, lebih mengilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus. Ciri-ciri bakso mengandung boraks, teksturnya sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging, namun lebih cenderung keputihan. Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks, teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seperti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir. Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks, teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir. (lissa)

Posted by ThoLe on 12.35. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for �Zat Berbahaya dalam Makanan dan Efeknya�

Leave comment

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery