Lombok Merangkak Naik di Johar

Harga kebutuhan pokok bulan-bulan ini menunjukkan kecenderungan naik dan kondisi ini terjadi setiap tahunnya.Hampir seluruh kebutuhan pokok di Kota Semarang, hasil pantauan di sejumlah pasar naik mulai dari cabai merah, gula pasir, beras, tepung terigu, dan minyak goreng. Info kenaikan sejumlah kebutuhan pokok tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, sudah terjadi sejak Juni yang menjadi pemicu lonjakan kenaikan inflasi. Kenaikan harga kelompok bahan makanan memicu inflasi Jateng pada Juni 2010 sebesar 0,98 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 118,10 poin. Angka inflasi 0,89 persen pada Juni 2010 tersebut, lebih tinggi bila dibandingkan pada Mei 2010 yang mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dengan IHK sebesar 116,95 poin.Bukan hanya kenaikan indeks pada kelompok luhan makanan sebesar 4,08 persen, akan tetapi pada kelompok sandang 0,69 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga 0,23 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,09 persen.
Di Pasar Peterongan, Kota Semarang, harga cabai merah dan rawit merah naik dari yang sebelum Rp30 ribu per kilogram men-jadi Rp45 ribu per koligram. Gula pasir, sekarang pun harganya tidak lagi manis bagi masyarakat kecil karena harganya dalam satu pekan naik dua kali dari Rp8.600 per kilogram menjadi Rp 12 kilogram.
Tidak berbeda dengan gula, harga telur juga mengalami lonjakan harga yang sangat drastis dari yang sebelumnya Rp9.700 per kilogram naik menjadi Rpl2.500 per kilogram dan terakhir menjadi Rpl4.500 per kilogram. Sementara minyak goreng, mengalami kenaikan terendah, hanya Rp200 per kilogram, dari yang semula Rp8.000 per kilogram menjadi Rp8.200 per kilogram. Surip, pedagang kebutuhan pokok di Pasar Peterongan, Semarang, mengatakan harga bawang putih, bumbu dapur yang akrab dengan harga rendah, kini pun ikut melambung tinggi menembus Rp23 ribu per kilogram dan terus naik menjadi Rp25 ribu per kilogram. "Harga bawang putih 1 kilogram biasanya hanya Rp2.750 dan paling mahal Rp3.500 per kilogram, sekarang harganya "rak ukur mahal banget," kata Suyati, pembeli asal Semarang Timur. Tingginya harga kebutuhan pokok tersebut, bagi Ibu Tono, pedagang sayuran dan bumbu dapur, menyebabkan dirinya tidak banyak menyediakan barang. Di Pasar Johar, harga beras jenis bramo dan mentik wangi meningkat dari Rp7.000 per kilogram menjadi Rp7.500 per kilogram. Sedangkan, beras jenis C4 naik dari semula Rp6.2OO per kilogram menjadi Rp6.500 per kilogram. Tepung terigu juga tidak ketinggalan ikut naik. Tepung terigu kualitas sedang naik dari harga Rp4.300 per kilogram menjadi Rp4.500 per kilogram. Tingginya permintaan tepung terigu menjelang Lebaran, berpengaruh terhadap harga tepung terigu untuk kualitas baik yang direncanakan naik dari Rp6.500 per kilogram menjadi Rp8.500 per kilogram. Rohmat, pedagang kebutuhan pokok di pasar yang sama, mengatakan kenaikan harga barang tersebut diperkirakan akan terus naik sampai lebaran.

Operasi Pasar
Kenaikan harga barang tersebut diperkirakan masih akan terus merangkak naik, karena pada saat Lebaran dipastikan akan banyak permintaan dari masyarakat DPRD Kota Semarang telah meminta kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat untuk melakukan pengawasan seluruh barang kebutuhan pokok di Kota Semarang. "Secara informal, kata sudah meminta kepada Dinas Perindustrian untuk terus melakukan pengawasan," kata Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Agung Purno Sarjono.
Agung mengatakan awal Agustus 2010, pihaknya akan membahas hal tersebut lebih detail termasuk kemungkinan dilakukan operasi pasar terhadap sejumlah barang kebutuhan pokok. "Stok barang harus cukup. Kita akan memanggil Dinas Pasar dan Disperindag secepatnya untuk kemudian melakukan operasi pasar," katanya. Agung mengatakan operasi pasar tersebut untuk menekan melambungnya harga kebutuhanbarang pokok dan agar masyakat dapat tetap menjangkaunya. "Biasanya menjelang Lebaran seluruh harga kebutuhan pokok naik dan kami harapkan dengan operasi pasar tersebut stok tercukupi sehingga dapat menekan lonjakan harga," katanya. Terkait daya beli masyarakat, berdasarkan data Bank Indonesia menyebutkan bahwa masyarakat pesimis kondisi perekonomian dapat membaik dibanding peri-ode sebelumnya. Hal tersebut, ditunjukkan oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada luni 2010 yang mengalami penurunan, apabila dibandingkan IKK pada Mei 2010. Optimisme yang melemah ini didorong oleh melemahnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini (yang ditunjukkan dengan menurunnya Indeks Kondisi Ekonomi/IKE) dan melemahnya keyakinan kon-sumen terhadap kondisi perekonomian pada enam bulan mendatang (yang ditunjukkan dengan menurunnya Indeks Ekspektasi Konsumen/IEK).
Masih tingginya ekspektasi konsumen terhadap harga secara umum antara lain disebabkan oleh perkiraan pencabutan subsidi pemerintah (TDL dan Gas); perkiraan ketersediaan barang/-jasa yang berkurang; dan perkiraan adanya gangguan pada distribusi barang. Sementara itu, responden memperkirakan tingkat suku bunga tabungan pada enam bulan mendatang relatif tetap. Hasil survei BI juga menyebutkan bahwa ekspektasi responden terhadap kenaikan harga secara umum pada enam bulan mendatang cenderung menguat. Peningkatan harga diperkirakan terjadi pada kelompok komoditi transport, komunikasi dan jasa keuangan; kelompok komoditi kesehatan; kelompok komoditi sandang; kelompok komoditi pendidikan, rekreasi dan olahraga; dan kelompok komoditi bahan makanan. Ekspektasi kenaikan harga yang seolah menjadi ritual tahun menjelang Lebaran yang dikhawatirkan diciptakan oleh pihak yang ingin mendapatkan keuntungan, tentu harus dicegah.Meskipun pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk menentukan harga pasar, pemerintah dapat berbuat yakni mempertahankan suplai barang agar kenaikan harga dapat ditekan.